Thursday 5 September 2013

Dunia Beton

Tan Malaka, salah satu tokoh besar yang dimiliki Indonesia, pernah menulis sebuah buku berjudul Madilog: Materialisme, Dialektika, dan Logika. Namun bukan buku ini yang hendak saya bahas. Essay foto kali ini akan bertemakan materialisme. Materialisme dalam dunia filsafat (yang tidak saya geluti tentunya) bertumpu pada keyakinan bahwa hal-hal yang benar-benar ada adalah materi/material. Konsekuensinya, semua hal yang ada adalah hasil interaksi material. Materialisme tidak mengakui besaran/entitas/pihak lain seperti roh misalnya.
Namun maaf, membahas materialisme dari definisi filsafat di atas jauh dari kemampuan saya.

Esay foto kali ini lebih pada bagaimana kita cenderung melibatkan aspek kehidupan pada hal-hal yang terukur secara materi. Tampaknya, ukuran-ukuran materi secara tidak sadar menjadi dasar pemerintah (dan masyarakat) mendefinisikan pembangunan dan indikator keberhasilannya. Bahwa pembangunan akan dianggap berhasil tatkala terdapat materi yang terukur. Seberapa besar pembangunan akan dipacu, tercermin dari skala materi yang dihasilkan. Lalu terciptalah apa yang saya sebut Dunia Beton. Ya, pembangunan paling mudah ditandai dengan menancapkan beton-beton pada perut bumi, menciptakan ruang-ruang megah, menyuburkan ruang-ruang penyedot uang. Mau bagaimana lagi, keberhasilan membangun beton-beton lebih mudah dilihat dibanding membangun manusia. Beton-beton lebih mudah diukur dari pada kemajuan pemikiran masyarakat, dan tentunya beton-beton lebih menghasilkan uang.

Berikut adalah yang terbentuk dan tersisa dari dunia beton...

'jangan lompat, biaya rumah sakit mahal"

'pejuang gerobak'

'alibi si ayah'

'lift heavy stuff, not my salary'

'my rolling stone kite vs. the world'

'apa kabar istri di rumah'

'dari tanah kembali ke tanah'


Foto dibuat dengan:
kamera Nikon FG dan Fujica MPF 105
lensa Nikkor 200mm, EBC Fujinon 55mm
film Lucky SHD 100 black and white
terima kasih untuk Kemal Pasha di BSD atas pemrosesan filmnya.

4 comments:

  1. Tampaknya, materialisme secara tidak sadar menjadi dasar pemerintah ( dan masyarakat) mendefinisikan pembangunan dan indikator keberhasilannya.

    Comment :
    Menurut pendapatku, Realitas saat ini menunjukkan bahwa: Pemerintah -- dalam hal ini Politisi yg berhasil merebut mandat rakyat -- sangat menyadari, bahwa untuk menunjukkan hasil kerja mereka, paling instant dan paling mudah itu dengan memainkan "sektor material".
    Bikin gedung, jalan, jembatan, posko ini itu, dll ... >> Pemerintah Komunis China, lebih punya Kehendak menggarap ranah SDM, yg barangkali tidak bisa dinikmati di jamannya berkuasa. Tapi hasilnya, China bisa menggenjot Perekonomian "Kapitalis" dalam naungan "Komunis". >> Ex: Motor, Komputer, HP dibuat lewat "Home Depo" dengan Starndard Pabrik.
    -----------------
    Good Luck untuk Blog-nya,
    Jempol untuk Spesifikasinya.
    Dan maju terus, menyuarakan Kegelisahan !!

    ReplyDelete
  2. Numpang mampir dan meninggalkan sedikit goretan ya mas.. foto2nya ikut bercerita melanjutkan tulisan pengantarnya. Semoga di episode berikutnya foto2nya semakin keras bercerita lg ttg kehidupan.

    ReplyDelete
  3. terima kasih kunjungannya...semoga posting saya berikutnya lebih baik lagi.

    ReplyDelete