Monday 30 September 2013

Rest In Peace, dear Canonet...


Perkenalkan Canon Canonet QL17 GIII



Kamera film 35mm buatan Canon pada tahun 1960an-1970an ini masuk dalam keluarga besar sistem Range Finder (RF), sebuah sistem yang sangat familiar di masa fotografi film, selain Single Lens Reflex (SLR) dan Twin Lens Reflex (TLR). Detail dari cara kerja sistem Range Finder bisa anda cari di internet. Secara ringkas, sistem range finder tidak menggunakan mirror untuk memantulkan bayangan dari lensa ke viewfinder sebagaimana yang dimiliki oleh sistem SLR. Sebagai gantinya, untuk membantu focusing , sistem RF menggunakan 2 jendela bidik khusus dimana  terdapat prisma dan mirror yang membentuk sudut sedemikian rupa sehingga jarak terhadap obyek dapat dihitung secara tepat.

Fitur
Canon Canonet QL17 GIII memiliki lensa yang cukup tajam. Cukup wide juga untuk penggunaan sehari-hari (40mm, tanpa crop factor tentunya, film gitu hehehe). Dan yang sangat membantu, lensa si Canonet ini memiliki bukaan lensa cukup lebar (mulai dari 16 - 1.7). Tapi, jarang saya pakai sampai di angka maksimal, maklum, focusing menggunakan sistem RF lumayan menguras hati hehe. Untuk kecepatan, si Canonet dapat digunakan pada 1/4 -1/500 detik, plus Bulp tentunya.  Yang unik, seperti kamera-kamera RF pada umumnya, pengaturan speed berapa pada bodi/ring lensa, bukan di body kamera.
Cukup di atas ekspektasi, si Canonet selain memiliki metering (berbentuk jarum), juga dilengkapi dengan fasilitas otomatisasi pengambilan gambar berupa Aperture Priority Mode. Pada mode ini, speed akan ditentukan secara otomatis tergantung lebarnya diafragma yang dipilih. Sangat membantu untuk pengambilan gambar yang membutuhkan kecepatan. Untuk menyuplai daya bagi metering system dan Aperture Priority Mode, Canonet membutuhkan baterai mercury 1,35 Volt. Adanya pelarangan penggunaan mercury di beberapa negara menyebabkan suplai baterai orisinil terhenti. Namun saat ini terdapat beberapa produsen yang memproduksi baterai replacement, meskipun harganya tergolong tinggi.
Untuk menyesuaikan dengan kecepatan film, Canonet dapat dipakai pada ASA 25-800. 

Built Quality
It's A Leica, It's A Tank, It's Canonet !!!
Dengan bahan hampir seluruhnya terbuat dari metal, jika dibandingkan dengan kamera digital modern saat ini, si Canonet tergolong berat. Bagi yang terbiasa menggunakan kamera saku, lumayan butuh adaptasi untuk menggunakannya. Canonet didesain dengan sudut-sudut yang kaku, khas kamera klasik. Bagi saya pribadi, penggunaan yang terlalu lama akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam menggenggam. Namun dengan built quality yang dimiliki, hampir semua pengguna Canonet merasa puas. Bahkan, beberapa orang menjulukinya Poor Man's Leica.

Beberapa Hasil

Lampung 2012

Bintaro 2012

Lampung 2012


Namun sayamg...akibat kecerobohan saya, kamera luar biasa ini mengalami kerusakan yang tidak bisa diperbaiki lagi.

Rest In Peace, dear Canonet...



No comments:

Post a Comment