Tidak ada kaitan dengan muka saya yang jadul (atau mungkin ada?), entah mengapa saya tiba-tiba menyukai fotografi film. Bukan fotografi dan film, bukan pula fotografi tentang film, tapi fotografi menggunakan media film (negative/positif). Fotografi film memang bisa dibilang mati (suri?), tergerus digitalisasi. Namun ada beberapa penggemar setianya yang tidak dapat sepenuh hati beralih ke fotografi digital. Terima kasih kepada mereka, di era digital ini saya masih bisa menikmati sesuatu yang analog.
![]() |
Single Lens Reflect (SLR) system |
![]() |
Range Finder (RF) dan View Finder (Zone Focusing) system |
Lalu apa yang membuat saya rela berepor-repot ria menggeluti kembali fotografi film?
1. Tonal warna film yang khas, saya jatuh hati.
2. Ada penghargaan atas proses: pengambilan gambar, proses kimiawi film (developing,fixing),cetak,dll
3. Setiap frame sangat dihargai, juga dinanti-nanti. Maklum, tak ada fitur 'preview' di kamera film.
4. Langka, oldschool.
![]() |
fujica mpf105 + lucky shd film |
![]() |
fujica mpf105 + lucky shd film |
![]() |
fujica mpf105 + lucky shd film |
canon canonet QL17 + lucky color |
canon canonet QL17 + kodak colorplus |
Selamat menikmati.
No comments:
Post a Comment